Parameter | Satuan | Nilai Normal |
Eritrosit (sel darah merah) | Juta/µL | 4 – 5 (P) |
4,5 – 5,5 (L) | ||
Hemoglobin (Hb) | g/dL | 12 – 14 (P) |
13 – 15 (L) | ||
Hematokrit | % | 40 – 50 (P) |
45 – 55 (L) | ||
Basofil | % | 0 – 1 |
Eosinofil | % | 1 – 3 |
Neutrofil | % | 50 – 75 |
Limfosit | % | 20 – 40 |
Monosit | % | 2 – 8 |
Laju Endap Darah (LED) | mm/jam | < 15 (P) |
< 10 (L) | ||
Leukosit (sel darah putih) | µL | 5000 – 10.000 |
MCH/HER | pg | 27 – 31 |
MCHC/KHER | g/dL | 32 – 36 |
MCV/VER | fl | 80 – 96 |
Trombosit | µL | 150.000 – 400.000 |
Hasil Tes Fungsi Hati : | ||
Parameter | Satuan | Nilai Normal |
ALT (SGPT) | U/L | < 23 (P) |
< 30 (L) | ||
AST (SGOT) | U/L | < 21 (P) |
< 23 (L) | ||
Alkaline Fosfatase | U/L | 15 – 69 |
GGT (Gamma GT) | U/L | 8 – 61 |
Bilirubin Total | mg/dL | 0,25 – 1 |
Bilirubin Langsung | mg/dL | 0 – 0,25 |
Protein Total | g/L | 61 – 82 |
Albumin | g/L | 37 – 52 |
Hasil Tes Fungsi Ginjal : | ||
Parameter | Satuan | Nilai Normal |
Kreatinin Darah | U/L | 60 – 150 (P) |
70 – 160 (L) | ||
Urea | mg/dL | 8 – 25 |
Natrium | mmol/L | 135 – 145 |
Klorida | mmol/L | 94 – 111 |
Kalium | mmol/L | 3,5 – 0 |
Hasil Tes Profil Lipid : | ||
Parameter | Satuan | Nilai Normal |
Kolesterol Total | mg/dL | 150 – 200 |
HDL | mg/dL | 45 – 65 (P) |
35 – 55 (L) | ||
LDL | mg/dL | < 100 (direct) |
Trigliserid | mg/dL | 120 – 190 |
Hasil Tes Pemeriksaan Lainnya : | ||
Parameter | Satuan | Nilai Normal |
Glukosa (puasa) | mg/dL | 70 – 100 |
Amilase | U/L | 30 – 100 |
Asam Urat | 2,4 – 5,7 (P) | |
3,4 – 7 (L) | ||
Waktu Protrombin Kontrol | mg/dL | 10,7 – 14,3 |
10,9 – 15,5 | ||
HbsAg | < 1 S/CO atau < 1 COI (negatif) | |
Anti HAV Ig M | < 1 COI (negatif) | |
≥ 1 COI (positif) | ||
Anti HCV | < 1 S/CO atau < 1 COI (negatif) | |
Hasil Tes Pemeriksaan Urine : | ||
Parameter | Satuan | Nilai Normal |
Glukosa | Negatif | |
Bilirubin | Negatif | |
Keton | mg/dL | < 5 |
Berat Jenis | 1,001 – 1,035 | |
pH | 4,6 – 8 | |
Protein | mg/dL | < 30 |
Urobilinogen | EU/dL | < 1 |
Nitrit | Negatif | |
Blood | Negatif | |
Leukosit | Negatif | |
Sedimen : | ||
Sel Epitel | Negatif | |
Leukosit | < 5 LPB | |
Eritrosit | < 5 LPB | |
Silinder, Kristal, dan Bakteri | Negatif |
Minggu, 31 Maret 2013
pembacaan hasil lab
Hasil pemeriksaan lab
HB (HEMOGLOBIN)
Hemoglobin
adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk
mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan
oleh kadar Hemoglobin.
Penurunan Hb
terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-vena
(misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh
obat-obatan tertentu seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat
kanker), indometasin (obat antiradang).
Peningkatan Hb
terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (COPD), gagal
jantung kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa (salah satu jenis obat
darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk
infeksi pada kulit
TROMBOSIT (PLATELET)
Trombosit adalah
komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan perdarahan dengan
membentuk gumpalan.
Penurunan
sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi perdarahan dan
hambatan perm- bekuan darah. Jumlah
normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel darah. Biasanya dikaitkan
dengan penyakit demam berdarah.
HEMATOKRIT (HMT)
Hematokrit
menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan
jumlah cairan darah. Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah
makin kental. Hal ini terjadi karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke
luar dari pembuluh darah sementara jumlah zat padat tetap, maka darah menjadi
lebih kental.Diagnosa DBD (Demam Berdarah Dengue) diperkuat dengan nilai HMT
> 20 %.
Penurunan HMT
terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah
secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagalginjal kronik,
mainutrisi, kekurangan vitamin B dan C, kehamilan, ulkuspeptikum (penyakit
tukak lambung).
Peningkatan HMT terjadi pada
dehidrasi, diare berat,eklampsia (komplikasi pada kehamilan), efek pembedahan,
dan luka bakar, dan Iain-Iain.
LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)
Leukosit
adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi
untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari
sistem kekebalan tubuh.
Peningkatan
jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau
radang akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput
otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan
Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin,
prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin,
kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain.
Penurunan
jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu
terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat
disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen (parasetamol),kemoterapi kanker,
antidiabetika oral, antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol),
sulfonamide (obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh bakteri).
Hitung Jenis Leukosit (Diferential Count)
Hitung jenis
leukosit adalah penghitungan jenis leukosit
yang ada dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari
seluruh jumlah leukosit.
Hasil
pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses
penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung
ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Salah satu
jenis leukosit yang cukup besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (sel darah merah),
dan mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah.
Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit
yang lain dan merupakan pertahanan selama fase infeksi akut.
Peningkatan jumlah neutrofil
biasanya pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan jaringan, apendiksitis akut
(radang usus buntu), dan Iain-Iain.
Penurunan jumlah neutrofil
terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain.
EOSINOFIL
Eosinofil
merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi
(terutama parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 – 2% dari seluruh jumlah leukosit.
Nilai normal dalam tubuh: 1 – 4%
Peningkatan eosinofil terdapat
pada kejadian alergi, infeksi parasit, kankertulang, otak, testis, dan
ovarium. Penurunan eosinofil terdapat
pada kejadian shock, stres, dan luka
bakar.
BASOFIL
Basofil adalah
salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah leukosit,
dan terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan
lain-lain.Nilai normal dalam tubuh: o -1%
Peningkatan basofil terdapat pada
proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi.
Penurunan basofil terjadi pada
penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan
LIMPOSIT
Salah satu leukosit yang berperan
dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi. Nilai normal: 20 – 35% dari seluruh
leukosit.
Peningkatan limposit terdapat
pada leukemia limpositik, infeksi virus, infeksi kronik, dan Iain-Iain.
Penurunan limposit terjadi pada
penderita kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dan Iain-Iain.
MONOSIT
Monosit
merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar
dari eritrosit sel darah merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi
di jaringan limpatik. Nilai normal dalam tubuh: 2 – 8% dari jumlah seluruh
leukosit.
Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya
cacing), kanker, dan Iain-Iain.
Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia
aplastik.
ERITROSIT
Sel darah
merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu erythros berarti merah
dan kytos yang berarti selubung. Eritrosit adalah jenis se) darah yang paling
banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh. Sel darah merah aktif
selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Pada orang yang tinggal di
dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen rendah maka cenderung memiliki sel
darah merah lebih banyak.
Nilai normal eritrosit :
Pria 4,6 – 6,2 jt/mm3
Wanita 4,2 – 5,4 jt/mm3
MASA PERDARAHAN
Pemeriksaan
masa perdarahan ini ditujukan pada kadar trombosit, dilakukan dengan adanya
indikasi (tanda-tanda) riwayat mudahnya perdarahan dalam keiuarga.
Nilai normal :
dengan Metode Ivy 3-7 menit
dengan Metode Duke 1-3 menit
Waktu
perdarahan memanjang terjadi pada penderita trombositopeni (rendahnya kadar
trombosit hingga 50.000 mg/dl), ketidaknormalan fungsi trombosit,
ketidaknormalan pembuluh darah, penyakit hati tingkat berat, anemia aplastik,
kekurangan faktor pembekuan darah, dan leukemia. Selain itu perpanjangan waktu
perdarahan juga dapat disebabkan oleh obat misalnya salisilat (obat kulit untuk
anti jamur), obat antikoagulan warfarin (anti penggumpalan darah), dextran, dan
Iain-Iain.
MASA PEMBEKUAN
Merupakan
pemeriksaan untuk melihat berapa lama diperlukan waktu untuk proses pembekuan
darah. Hal ini untuk memonitor penggunaan antikoagulan oral (obat-obatan anti
pembekuan darah). Jika masa pembekuan >2,5 kali nilai normal, maka potensial
terjadi perdarahan.Normalnya darah membeku dalam 4 – 8 menit (Metode Lee
White).
Penurunan masa
pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan jantung), emboli
pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis (obat
jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal jika ada
pembengkakan). Perpanjangan masa pembekuan terjadi pada penderita penyakit
hati, kekurangan faktor pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.
LAJU ENDAP DARAH (LED)
LED untuk
mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan menggambarkan
komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit (sel darah merah) dan
plasma. LED dapat digunakan sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi,
perjalanan penyakit, terutama pada penyakit kronis seperti Arthritis Rheumatoid
(rematik), dan TBC.
Peningkatan
LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh), trauma,
kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka
bakar.Penurunan LED terjadi pada gagal jantung kongestif, anemia sel sabit,
kekurangan faktor pembekuan, dan angina pektoris (serangan jantung). Selain itu
penurunan LED juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin, kortison, quinine, etambutol.
G6PD (GLUKOSA 6 PHOSFAT DEHIDROGENASE)
Merupakan
pemeriksaan sejenis enzim dalam sel darah merah untuk melihat kerentanan
seseorang terhadap anemia hemolitika. Kekurangan G6PD merupakan kelainan
genetik terkait gen X yang dibawa kromosom wanita. Nilai normal dalam darah
yaitu G6PD negatif
Penurunan G6PD terdapat pada
anemia hemolitik, infeksi bakteri, infeksi virus, diabetes asidosis.
Peningkatan G6PD dapat juga
terjadi karena obat-obatan seperti aspirin, asam askorbat (vitamin C) vitamin
K, asetanilid.
BMP (BONE MARROW PUNCTION)
Pemeriksaan
mikroskopis sumsum tulang untuk menilai sifat dan aktivitas hemopoetiknya
(pembentukan sel darah). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada penderita yang
dicurigai menderita leukemia.
Nilai normal rasio M-E
(myeloid-eritrosit) atau perbandingan antara leukosit berinti dengan eritrosit
berinti yaitu 3 :1 atau 4 :1
HEMOSIDERIN/FERITIN
Hemosiderin
adalah cadangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya kekurangan
zat besi dalam tubuh yang mengarah ke risiko menderita anemia.
PEMERIKSAAN ALKOHOL DALAM PLASMA
Pemeriksaan
untuk mendeteksi adanya intoksikasi alkohol (keracunan alkohol) dan dilakukan
untuk kepentingan medis dan hukum.
Peningkatan alkohol darah melebihi 100 mg/dl tergolong dalam intoksikasi
alkohol sedang berat dan dapat terjadi pada peminum alkohol kronis, sirosis
hati, malnutrisi, kekurangan asam folat, pankreatitis akut (radang pankreas),
gastritis (radang lambung), dan hipo-glikemia (rendahnya kadar gula dalam
darah).
PEMERIKSAAN TOLERANSI LAKTOSA
Laktosa adalah
gula sakarida yang banyak ditemukan dalam produk susu dan olahannya. Laktosa
oleh enzim usus akan diubah menjadi
glukosa dan galaktosa. Penumpukan laktosa dalam usus dapat terjadi karena
kekurangan enzim laktase, sehingga menimbulkan diare, kejang abdomen (kejang
perut), dan flatus (kentut) terus-menerus, hal ini disebut intoleransi
laktosa. dalam jumlah besar kemudian
diperiksa kadar gula darah . Apabila nilai glukosa darah sewaktu >20 mg/dl
dari nilai gula darah puasa berarti laktosa diubah menjadi glukosa atau
toleransi laktosa, dan apabila glukosa sewaktu <20 mg/dl dari kadar gula
darah puasa, berarti terjadi intoleransi glukosa. Sebaiknya menghindari
konsumsi produk susu. Hal ini dapat diatasi dengan sedikit demi sedikit
membiasakan konsumsi produk susu.
Nilai normal :
dalam plasma < 0,5 mg/dl
dalam urin 12-40 mg/dl
LDH (LAKTAT DEHIDROGENASE)
Merupakan
salah satu enzim yang melepas hidrogen, dan tersebar luas pada jaringan
terutama ginjal, rangka, hati, dan otot jantung.
Peningkatan LDH menandakan adanya
kerusakan jaringan. LDH akan meningkat sampai puncaknya 24-48 jam setelah
infark miokard (serangan jantung) dan tetap normal 1-3 minggu kemudian. Nilai normal: 80 – 240 U/L
SGOT (Serum Glutamik Oksoloasetik Transaminase)
Merupakan
enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan
jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukkan adanya kerusakan
pada jaringan jantung dan hati.
Nilai normal :
Pria s.d.37 U/L
Wanita s.d. 31 U/L
Pemeriksan ini bertujuan untuk
mendeteksi adanya intoleransi laktosa dengan cara memberi minum laktosa
Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot
jantung, sirosis hepatis, infark paru, dan Iain-lain.
Peningkatan SGOT 3-5X normal =
terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal jantung kongestif, tumor hati,
dan Iain-lain.
Peningkatan SGOT >5x normal =
kerusakan sel-sel hati, infark miokard (serangan jantung), pankreatitis akut
(radang pankreas), dan Iain-lain.
SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase)
Merupakan enzim transaminase yang
dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati. Peningkatan dalam
serum darah menunjukkan adanya trauma atau
kerusakan hati.
Nilai normal :
Pria sampai dengan 42 U/L
Wanita sampai dengan 32 U/L
Peningkatan >20x normal
terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.
Peningkatan 3 – 10x normal
terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik aktif, infark miokard
(serangan jantung).
Peningkatan 1 – 3X normal terjadi
pada pankreatitis, sirosis empedu.
ASAM URAT
Asam urat
merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari asam nukleat pada
DNA dan RNA). Purin terdapat dalam makanan antara lain: daging, jeroan, kacang-kacangan, ragi, melinjo dan hasil
olahannya. Pergantian purin dalam tubuh berlangsung terus-menerus dan
menghasilkan banyak asam urat walaupun tidak ada input makanan yang mengandung asam urat.
Asam urat
sebagian besar diproduksi di hati dan diangkut ke ginjal. Asupan purin normal
melalui makanan akan menghasilkan 0,5 -1 gr/hari. Peningkatan asam urat dalam
serum dan urin bergantung pada fungsi ginjal, metabolisme purin, serta asupan
dari makanan. Asam urat dalam urin akan membentuk kristal/batu dalam saluran
kencing. Beberapa individu dengan kadar asam urat >8mg/dl sudah ada keluhan
dan memerlukan pengobatan.
Nilai normal :
Pria
|
3,4 – 8,5
mg/dl (darah)
|
Wanita
|
2,8 – 7,3 mg/dl (darah)
|
Anak
|
2,5 – 5,5 mg/dl
(darah)
|
Lansia
|
3,5 – 8,5 mg/dl (darah)
|
Dewasa
|
250 – 750 mg/24 jam (urin)
|
Peningkatan
kadar asam urat terjadi pada alkoholik, leukemia, penyebaran kanker, diabetes
mellitus berat, gagal ginjal, gagal jantung kongestif, keracunan timah hitam,
malnutrisi, latihan yang berat. Selain itu juga dapat disebabkan oleh
obat-obatan misalnya asetaminofen, vitamin C,aspirin jangka panjang,diuretik.
Penurunan asam urat terjadi pada
anemia kekurangan asam folat, luka bakar, kehamilan, dan Iain-Iain. Obat-obat
yang dapat menurunkan asam urat adalah allopurinol, probenesid, dan Iain-Iain.
Kreatinin
Merupakan
produk akhir metabolisme kreatin otot dan kreatin fosfat (protein) diproduksi
dalam hati. Ditemukan dalam otot rangka dan darah, dibuang melalui urin.
Peningkatan dalam serum tidak dipengaruhi oleh asupan makanan dan cairan.
Nilai normal dalam darah :
Pria
|
0,6 – 1,3
mg/dl
|
Wanita
|
0,5 – 0,9 mg/dl
|
Anak
|
0,4 -1,2 mg/dl
|
Bayi
|
0,7 -1,7 mg/dl
|
Bayi baru
lahir
|
0,8 -1,4 mg/dl
|
Peningkatan kreatinin
dalam darah menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal dan penyusutan massa
otot rangka. Hal ini dapat terjadi pada penderita gagal ginjal, kanker,
konsumsi daging sapi tinggi, serangan jantung. Obat-obatan yang dapat
meningkatkan kadar kreatinin nyaitu vitamin C, antibiotik golongan
sefalosporin,aminoglikosid, dan Iain-Iain.
BUN (BLOOD UREA NITROGEN)
BUN adalah produk akhir dari
metabolisme protein, dibuat oleh hati. Pada orang normal, ureum dikeluarkan
melalui urin.
Nilai normal :
Dewasa
|
5-25 mg/dl
|
Anak
|
5-20 mg/dl
|
Bayi
|
5-15 mg/dl
|
Rasio nitrogen urea dan kreatinin
= 12 :1 – 20 :1
Pemeriksaan Trigliserida
Merupakan senyawa asam lemak yang
diproduksi dari karbohidrat dan disimpan dalam bentuk lemak hewani. Trigliserida ini merupakan penyebab utama
penyakit penyumbatan arteri dibanding
kolesterol.
Nilai normal :
Bayi
|
5-4o mg/dl
|
Anak
|
10-135 mg/dl
|
Dewasa muda
|
s/dl50 mg/dl
|
Tua (>50 tahun)
|
s/d 190 mg/dl
|
Penurunan
kadartrigliserid serum dapat terjadi karena malnutrisi protein, kongenital (kelainan
sejak lahir). Obat-obatan yang dapat menurunkan trigliserida yaitu asam
askorbat (vitamin C), metformin (obata anti diabetik oral).
Peningkatan
kadar trigliserida terjadi pada hipertensi (penyakit darah tinggi), sumbatan
pembuluh darah otak,diabetes mellitus tak terkontrol, diet tinggi karbohidrat,
kehamilan. Dari golongan obat, yang dapat meningkatkan trigliserida yakni pil
KB terutama estrogen.
HDL (High Density Lipoprotein)
Merupakan
salah satu dari 3 komponen lipoprotein (kombinasi protein dan lemak),
mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai
sifat umum protein dan terdapat dalam plasma darah. HDL sering disebut juga
lemak baik, yang dapat membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah.
Nilai normal :
Pria >55 mg/dl
Wanita >65 mg/dl
Nilai yang berisiko terhadap
Penyakit Jantung Koroner (PJK) yaitu
Risiko tinggi <35 mg/dl
Risiko sedang 35 – 45 mg/dl
Risiko rendah >6o mg/dl
Peningkatan lipoprotein dapat
dipengaruhi oleh obat aspirin, kontrasepsi, sulfonamide.
LDL (Low Density Lipoprotein)
Merupakan
lipoprotein plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang,
protein sedang, dan kolesterol tinggi. LDL mempunyai peran utama sebagai
pencetus terjadinya penyakit sumbatan pembuluh darah yang mengarah ke serangan
jantung, stroke, dan Iain-Iain.
Nilai normal : <150 mg/dl
risiko ringgi terjadi jantung
koroner >16o mg/dl
risiko sedang terjadi jantung
koroner 130 -159 mg/dl
risiko rendah terjadi jantung
koroner <130 mg/dl
VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
Merupakan
lipoprotein plasma yang mengandung trigliserida, tinggi,fosfolipid,dan
kolesterol sedang, serta protein rendah. Tergolong lipoprotein yang punya andil
besar dalam menyebabkan penyakit jantung koroner.
AlBUMIN
Albumin adalah
protein yang larut air, membentuk lebih dari 50% protein plasma, ditemukan
hampir di setiap jaringan tubuh. Albumin diproduksi di hati, dan berfungsi
untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah sehingga tekanan cairan
vaskular (cairan di dalam pembuluh darah) dapat dipertahankan.
Nilai normal :
Dewasa 3,8 – 5,1 gr/dl
Anak 4,0 – 5,8 gr/dl
Bayi 4,4 – 5,4 gr/dl
Bayi baru lahir 2,9 – 5,4 gr/dl
Penurunan albumin mengakibatkan
keluarnya cairan vascular (cairan pembuluh darah) menuju jaringan sehingga
terjadi oedema (bengkak). Penurunan albumin bisa juga disebabkan oleh :
1. Berkurangnya sintesis
(produksi) karena malnutrisi, radang menahun, sindrom malabsorpsi, penyakit
hati menahun, kelainan genetik.
2. Peningkatan ekskresi
(pengeluaran), karena luka bakar luas, penyakit usus, nefrotik sindrom
(penyakit ginjal).
NATRIUM (Na)
Natrium adaiah
salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler
(di luar sel), mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk mempertahankan
cairan dalam tubuh, mengaktifkan enzim, sebagai
konduksi impuls saraf.
Nilai normal dalam serum :
Dewasa 135-145 mEq/L
Anak 135-145 mEq/L
Bayi 134-150 mEq/L
Nilai normal dalam urin : 40 –
220 mEq/L/24 jam
Penurunan Na terjadi pada diare,
muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam, gagal ginjal, luka
bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah tinggi yang fungsinya mengeluarkan air dalam
tubuh).
Peningkatan Na terjadi pada
pasien diare, gangguan jantung krohis, dehidrasi, asupan Na dari makanan
tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika,
obat batuk, obat golongan laksansia
(obat pencahar).
Sumber garam Na yaitu: garam
dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan kaleng, terasi, dan Iain-Iain.), keju,buah
ceri, saus tomat, acar, dan Iain-Iain.
KALIUM (K)
Kalium merupakan elektrolit tubuh
yang terdapat pada cairan vaskuler (pembuluh darah), 90% dikeluankan melalui
urin, rata-rata 40 mEq/L atau 25 -120 mEq/24 jam wa laupun masukan kalium
rendah.
Nilai normal :
Dewasa 3,5 – 5,0 mEq/L
Anak 3,6 – 5,8 mEq/L
Bayi 3,6 – 5,8 mEq/L
Peningkatan kalium (hiperkalemia)
terjadi jika terdapat gangguan ginjal, penggunaan obat terutama golongan
sefalosporin, histamine, epinefrin, dan Iain-Iain.
Penurunan kalium (hipokalemia)
terjadi jika masukan kalium dari makanan rendah, pengeluaran lewat urin
meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka pembedahan.
Makanan yang mengandung kalium
yaitu buah-buahan, sari buah, kacang-kacangan, dan Iain-Iain.
KLORIDA (Cl)
Merupakan elektrolit bermuatan
negatif, banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (di luar sel), tidak berada
dalam serum, berperan penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan
asam-basa dalam tubuh. Klorida sebagian besar terikat dengan natrium membentuk
NaCI (natrium klorida).
Nilai normal :
Dewasa 95-105 mEq/L
Anak 98-110 mEq/L
Bayi 95 -110 mEq/L
Bayi baru lahir 94-112 mEq/L
Penurunan klorida dapat terjadi
pada penderita muntah, bilas lambung, diare, diet rendah garam, infeksi akut,
luka bakar, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, penggunaan
obatThiazid, diuretik, dan Iain-lain. Peningkatan klorida terjadi pada
penderita dehidrasi,cedera kepala, peningkatan natrium, gangguan
ginjal,penggunaan obat kortison, asetazolamid, dan Iain-Iain.
KALSIUM (Ca)
Merupakan elektrolit dalam serum,
berperan dalam keseimbangan elektrolit, pencegahan tetani, dan dapat
dimanfaatkan untuk mendeteksi gangguan hormon tiroid dan paratiroid.
Nilai normal :
Dewasa 9-11 mg/dl (di serum) ; <150 mg/24 jam (di urin
& diet rendah Ca) ; 200 – 300 mg/24 jam (di urin & diet tinggi Ca)
Anak 9 -11,5 mg/dl
Bayi 10 -12 mg/dl
Bayi baru lahir 7,4 -14 mg/dl.
Penurunan kalsium dapat terjadi
pada kondisi malabsorpsi saluran cerna, kekurangan asupan kalsium dan vitamin
D, gagal ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, radang pankreas, diare,
pecandu alkohol, kehamilan. Selain itu penurunan kalsium juga dapat dipicu oleh
penggunaan obat pencahar, obat maag, insulin, dan Iain-Iain.
Peningkatan kalsium terjadi
karena adanya keganasan (kanker) pada tulang, paru, payudara, kandung kemih,
dan ginjal. Selain itu, kelebihan vitamin D, adanya batu ginjal, olah raga
berlebihan, dan Iain-Iain, juga dapat memacu peningkatan kadar kalsium dalam
tubuh.
PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH
Pemeriksaan
terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa 12 jam sebelum
pemeriksaan (gula darah puasal nuchter) atau 2 jam setelah makan (gula darah
post prandial).
Nilai normal gula darah puasa :
Dewasa 70-110 mg/dl
Anak 60-100 mg/dl
Bayi baru lahir 30-80 mg/dl
TES WIDAL
Merupakan
pemeriksaan untuk membantu menegakkan diagnosa thypus.Tes ini menggunakan
antigen Salmonella jenis O (somat/k) dan H {flagel) untuk menentukan tinggi
rendahnya titer antibodi. Titer antibodi pada penderita thypus akan meningkat
pada minggu ke II. Kemudian titer antibodi O akan menurun setelah beberapa
bulan, dan titer antibodi H akan menetap sampai beberapa tahun.
Jika titer antibodi 0 meningkat
segera setelah adanya demam, menunjukkan adanya infeksi Salmonella strain O dan
demikian pula untuk strain H.
PEMERIKSAAN TORCH
Pemeriksaan
untuk identifikasi adanya virus Toksoplasma Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan
herpes simplek pada ibu dan bayi baru lahir, melalui sampel darah ibu.
Pemeriksaan ini perlu dilakukan jika ada riwayat sebelumnya atau dugaan infeksi
kongen/tal (bawaan) pada bayi baru lahir yang ditandai dengan hasil pemeriksaan
imunoglobulin G pada janin lebih tinggi dibanding pada ibu.
Toksoplasma gondii merupakan
parasit yang hidup dalam usus hewan piaraan rumah terutama anjing dan kucing.
Selain itu, diduga parasit ini juga terdapat pada tikus, merpati, ayam, sapi,
kambing, dan kerbau, sehingga mudah menular pada manusia. Jika parasit ini
menginfeksi ibu hamil, maka dapat menyebabkan infeksi pada
Nilai normal pemeriksaan TORCH
pada lgG ibu hamil dan janin adalah negatif.
POSTAT SPESIFIK ANTIGEN (PSA)
PSA adalah
glikoprotein dari jaringan prostat yang meningkat jika terjadi hipertropi
(pembesaran) dan meningkat lebih tinggi lagi pada penderita kanker prostat.
Pemeriksaan PSA pada pasien
kanker prostat ini berfungsi untuk memonitor perkembangan sel kanker.
Pemeriksaan ini lebih sensitif daripada fosfatase prostat, namun pemeriksaan
kombinasi keduanya akan lebih akurat.
Nilai rujukan :
Tidak ada kelainan prostat 0-4 ng/ml
Pembesaran prostat jinak 4 -19 ng/ml
Kanker prostat 10-20 ng/ml
PEMERIKSAAN REDUKSI
Pemeriksaan
untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urin dengan menggunakan reagen Benedict,
Fehling, dan Iain-lain. Hasil dinyatakan dengan :
Negatif jika warna tetap (tidak ada glukosa)
Positif 1 (+) jika warna hijau kekuningan dan keruh
(terdapat 0,5 -1% glukosa)
Positif 2 (++) jika warna kuning keruh (terdapat 1 -1,5%
glukosa)
Positif 3 (+++) jika warna jingga seperti lumpur keruh
(terdapat 2 – 3,5% glukosa)
Positif 4 (++++) jika warna merah keruh (terdapat > 3,5%
glukosa)
Janin dan kecacatan fisik setelah
lahir, dengan gejala retinitis, hydrocephalus, microcephalus, dan
Iain-Iain.Reduksi (+) dalam unn menunjukkan adanya hiperglikemia (tingginya
kadar gula dalam darah) di atas 170mg%, karena nilai ambang batas ginjal untuk
absorpsi glukosa adalah 170 mg%. Jika hasii pemeriksaan reduksi (+) disertai
hiperglikemia maka menandakan adanya penyakit Diabetes Mellitus.
ANALISA SPERMA
Merupakan
pemeriksaan dengan bahan sperma untuk melihat jumlah, volume cairan, persentase
sperma matang,pergerakan, dan Iain-Iain. Pemeriksaan ini berguna untuk
menentukan penyebab kemandulan pada pria.
Nilai normal pada pria dewasa :
Jumlah 50-150 juta/ml
Volume 1,5-5,0 ml
Bentuk 75 % matang
Mobilitas 60 % bergerak aktif
Penyimpangan dari nilai” normaf
cff atas, Dfasanya terjadi pada pasien vasektomi, kemandulan, pengobatan
kanker, dan pengobatan yang mengandung estrogen (hormon wanita).
Mencegah efek samping radiasi
- Pastikan tubuh cukup istirahat
setelah radioterapi, pasien akan merasa lebih lelah dibandingkan dengan keadaan normal.Rasa lelah itu disebut fatique yang mungkin berlangsung beberapa minggu setelah terapi.
2. Makanlah makanan yang bergizi
3. Rawatlah kulit di daerah radiasi
pada bagian tubuh yang terkena radiasi biasanya lebih sensitif dan kadang-kadang terlihat kemerahan. jangan menggunakan sabun,deodoran dan sebagainya pada daerah yang diradiasi kecuali bedak bayi.
4. Hindari memakai pakaian ketat.
5. jangan menggosok, menggaruk, mengunakan plestes yang sangat lengket pada daerah radiasi.
6. jangan meletakkan kompres panas atau dingin pada daerah radiasi
gunakan NaCl steril pada daerah radiasi
7. Lindungi daerah radiasi terhadap sinar matahari.
Langganan:
Postingan (Atom)